Cari Blog Ini

Kamis, 14 Juli 2011

rendah diri

Ada sebuah kisah nyata yang dialami seorang anak bernama loly dari sebuah kota kecil di jawa timur, loly ini mengalami ketidakpercayaan diri yang parah dimasa kecilnya, penyebabnya mungkin menurut orang lain sepele, tetapi tidak untuk gadis ini. Dia sering sekali mendapat perlakuan yang sedikit tidak menyenangkan dari teman-temannya terutama teman laki-laki, sering difitnah tanpa sebab yang jelas, sering dibuat menangis tanpa tau alasannya. Sampai suatu saat Loly merusakkan barang milik kepala sekolah di SD nya, yah meskipun bukan hanya dia yang melakukannya "ada teman2 yang lain juga saat itu", tetapi tetap saja kesalahan hanya dilimpahkan kepadanya. Karena hal itulah setiap hari buat dia adalah neraka, banyak teman yang mengatainya ketika dia berpapasan, untungnya masih ada beberapa anak yang mau dengan tulus berteman dengannya. sejak saat itu dia selalu pura-pura tersenyum meskipun didalam hatinya dia merasa dirinya bukan apa-apa n kasarnya "orang yang gak penting". Pikiran itu terus menguasai otaknya sampai dia menginjak SMP, dia menjadi pribadi yang tertutup / introvert, yah meskipun dia terlihat sangat ceria dan sering membuat orang lain tertawa karena humornya, namun hal itu tidak membuat dirinya menjadi percaya diri. Hal itu sangat menyiksanya, untung saja dia masih selalu bisa bersekolah di sekolah favorit di kota kelahirannya, sehingga hal itu semakin menguatkan kamuflase yang sudah tidak sengaja dibuatnya..Gadis ini mempunyai orangtua yang cukup disegani di lingkungannya bahkan ditempat kerjanya, namun mereka cenderung pendiam dan kurang bisa berkomunikasi dengan baik dengan anaknya..Mungkin juga karena kesibukan orangtua yang tanpa mereka sadari telah membuat suatu komunikasi yang kurang sehat dengan anaknya, namun bukan berarti tidak menyayangi anaknya, mereka sangat menyayangi anak-anaknya sampai terkadang sedikit overprotektif..

Nah apa yang melatar belakangi gadis ini mengalami rendah diri yang sangat?
Dalam ilmu psikologi telah dijelaskan bahwa penyebab rendah diri adalah adanya masa kanak-kanak yang kurang menyenangkan, dari pengalaman yang tidak menyenangkan dalam pergaulan, atau sikap orang tua yang kurang bijaksana dalam mendidik ya bisa juga disebut POLA ASUH. Suatu perasaan rendah diri jika sejak dini ditangani gak akan berakibat parah, jika saat itu anak ini selalu berkomunikasi dengan baik kepada orangtuanya mungkin hal ini gak akan terjadi. Terkadang orangtua juga tidak menyadari, ketika mereka mengatakan "udahlah nak gak usah dipikirkan masalah itu" just it, tidak ada sharing lebih lanjut sampai anak memiliki suatu pemikiran yang terbuka dan kelegaan karena masalah nya telah terpecahkan, hal inilah yang lambat laun membentuk suatu pemikiran bahwa apapun yang dia curhatkan kepada orang tuanya hanya akan berujung dengan kata- kata itu tanpa penyelesaian masalah. Sifat overprotektif orangtua bisa juga menjadi suatu pemicu merasa tertekannya anak, karena tidak boleh melakukan ini itu, tidak ada kebebasan sama sekali untuk bertindak dan iklim demokrasi didalam rumah juga menjadi tidak tercipta, hal ini merupakan pola asuh otoriter , yaitu  pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya. Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya.
Anak yang besar dengan teknik asuhan  seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, senang berada di luar rumah, kalo parah bisa sampai benci orangtua, tidak percaya diri untuk berbuat sesuatu dan lain-lain.
Well apapun yang dilakukan orangtua kita pasti tujuannya baik, survey menunjukkan bahwa  anak hasil didikan ortu otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.

Namun Orangtua seyogyanya juga harus terbuka terhadap perkembangan jaman agar bisa mengikuti pola pikir anak sehingga bentrokan akan minim terjadi.. dan tidak akan ada lagi anak yang rendah diri di dunia ini..